Tari Marcok Sebagai Representasi Upacara Pengobatan Masyarakat Sungai Bungkal Kota Sungai Penuh: Kajian Bentuk Pertunjukan

Authors

  • Nabila Dwi Adianti Institut Seni Indonesia Padang Panjang
  • Erlinda Erlinda Institut Seni Indonesia Padang Panjang

DOI:

https://doi.org/10.55606/jurdikbud.v5i2.6137

Keywords:

healing ritual, representation, semiotics, Tari Marcok, traditional culture

Abstract

Tari Marcok is a traditional performance that represents the healing ritual process of the community in Sungai Bungkal Subdistrict, Sungai Penuh City. However, many members of the community still do not fully understand the meanings behind the signs presented in this performance. This study generally aims to explore the presentation form of Tari Marcok and how it represents the values of the healing ritual embodied within it. A qualitative approach was employed, with the object of research being Tari Marcok created by Iskandar Zakaria. Data were obtained through direct observation, in-depth interviews, documentation, and literature studies. The theoretical frameworks used in this research include Ferdinand de Saussure’s semiotic theory to reveal the meaning of signs, Marcel Danesi’s concept of representation, and Sal Murgiyanto’s ideas to examine the role of dance within society. The findings show that Tari Marcok represents the values of the healing ritual through elements such as movement, properties, chants, and costumes—each rich with symbolism and spiritual meaning. Therefore, it can be concluded that Tari Marcok is not merely a performance, but a cultural representation of the traditional healing practices of the Sungai Bungkal community that continue to endure today.

 

References

Artikel Jurnal

Apriyani, N. K. A., Trisnawati, I. A., & Adnyana, A. K. O. (2022). Tari Amerta Sri Bumi: Representasi Upacara Perang Tipat Dalam Merdeka Belajar-Kampus Merdeka Bersama Sanggar Seni Pancer Langiit. Jurnal Igel: Journal Of Dance, 2(1), 65–73.

Azhima, F. F., Priyatna, A., & Muhtadin, T. (2020). Mitos dan representasi Dewi Sri dalam ritual sinoman upacara adat Mapag Sri di Desa Slangit Kabupaten Cirebon: Kajian semiotika. Metahumaniora, 10(2), 217–229.

Azizah, F. P. (2023). Tradisi Animisme dan Dinamisme dalam Masyarakat Tigo Luhah Tanah Sekudung. Majalah Ilmiah Tabuah: Talimat, Budaya. Agama Dan Humaniora, 27(1), 8–15.

BELA B. (2022). Kontinuitas Dan Perubahan Asyiek Niti Naik Mahligai Menjadi Tari Niti Naik Mahligai Masyarakat Siulak Mukai, Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi: 1995-2020.

Diana. (2024). SOSIOLOGI. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK, 13(5), 942–955.

Haes, P. E. (2021). Pelestarian Budaya dalam Tari Wali Krama Murwa pada Tradisi Usaba Sambah di Desa Pesedahan Karangasem. Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial, Dan Budaya, 7(3), 101–106.

Husna Septia, R. (2022). Studi gerak Asaik dalam ritual pengobatan menta gumeng pada masyarakat Desa Koto Panjang Kabupaten Kerinci.

Lade, K. P. Y., Kian, M., & Tolan, S. S. (2024). ANALISIS SIMBOLISME DAN ESTETIKA TARIAN JA’I LABA PARA DALAM UPACARA RASI NGADHU DI MASYARAKAT DESA PIGA KECAMATAN SOA KABUPATEN NGADA. Jurnal Citra Pendidikan, 4(3), 1835–1842.

Layali, K., Minawati, R., & Yusfil, Y. (2014). Tari olang-olang dalam ritual pengobatan suku Sakai di Kecamatan Minas, Kabupaten Siak. Bercadik, 2(1), 217806.

Lelioritha NS, I., & Desfiarni, D. (2020). Perkembangan Tari Marcok Di Sanggar Seni Ilok Rupo Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi. Jurnal Sendratasik, 10(1), 246.

Patricia, T. R., & Rosalina, V. (2023). Perubahan Bentuk Penyajian Tari Asyeik Ke Tari Asyeik Ngulang Aso di Sanggar Puti Sekanti Siulak Gedang, Kabupaten Kerinci. SAAYUN, 1(1), 149–159.

Pratiwi, Suryanda, A., Respati, R., & Giyartini, R. (1996). Tari Egrang Batok di Sekolah Dasar. PEDADIKAKTIKA, 7.

Safrian, T., Efendi, Y., & Auliahadi, A. (2024). Tradisi Pengobatan Tradisonal Etnomidisin (Kemenyan) di Kerinci. Prosiding Fakultas Ushulludin Adab Dan Dakwah, 2(1), 266–272.

Sutica, O., & Bahar, M. (2024). STRUKTUR DAN GAYA GERAK ASYIK DALAM TRADISI RITUAL MASYARAKAT KABUPATEN KERINCI: STUDI KASUS PERBANDINGAN ASYIK (NUKUN ANAK, MENTA GUMENG, DAN AYUN LUCI. Prabung Seni: Jurnal Pengkajian Dan Penciptaan Seni, 3(2), 65–94.

Suvina, S., Martion, M., & Sukri, A. (2020). Garapan Tari “Akegh Cahayegh”: Representasi Budaya Ritual Pengobatan Tolak Bala Suku Talang Mamak, Desa Gedabu. Dance and Theatre Review, 3(2), 96.

Zulfaidah, Khatimah, H., Rismayani, R., Nurjannah, F., Juliska, Octa, L., Basri, Siti, A., Napizah, Y., Destrinelli, & Komadri, M. (2024). Nilai Spritual Dalam Ritual Tari Asek Khas Kerinci. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 9.

Buku Teks

Alex, S. (2009). Semiotika Komunikasi. Remaja Rosdakarya.

Damono, S. D. (1984). Sosiologi Sastra Sebuah Pengantar Ringkas. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud.

Danesi, M. (2010). Pesan, Tanda, dan Makna. Jalasutra.

Hidajat, R. (2011). Koreografi dan kreatifitas. Kendil Mesia Pustaka Seni Indonesia.

Waluyo, H. J. (1987). Teori dan Apresiasi Puisi. Erlangga.

Disertasi/Tesis/Paper Kerja

Febriza, B., Nerosti, & Iriani, Z. (2018). Struktur Upacara Dan Fungsi Pertunjukan Tari Asyek Dalam Pengobatan Di Dusun Empih Kecamatan Sungai Bungkal Kota Sungai Penuh. Sendratasik.

Downloads

Published

2025-05-29

How to Cite

Nabila Dwi Adianti, & Erlinda Erlinda. (2025). Tari Marcok Sebagai Representasi Upacara Pengobatan Masyarakat Sungai Bungkal Kota Sungai Penuh: Kajian Bentuk Pertunjukan. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan (JURDIKBUD), 5(2), 87–102. https://doi.org/10.55606/jurdikbud.v5i2.6137

Similar Articles

1 2 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.