Peran Hukum dalam Mencegah dan Menangani Human Trafficking Perempuan dan Anak untuk Eksploitasi Seksual Komersil di Kelurahan Meruyung Kota Depok
DOI:
https://doi.org/10.55606/kreatif.v5i3.8144Keywords:
Human Trafficking Prevention and Response, Women and Children Commercial Sexual ExploitationAbstract
Human trafficking, or the trafficking of human beings, especially women and children for commercial sexual exploitation, is a serious problem with widespread impacts, particularly on women and children as vulnerable groups. Efforts to prevent and address these cases require an effective legal framework as a foundation for protecting human rights and guaranteeing justice. This community service activity aims to educate and educate the community in Meruyung Village, Depok City, about the role of law in preventing and addressing human trafficking. The methods used include outreach, interactive discussions, and case study simulations to increase community awareness and ability to recognize potential human trafficking and prevent it. The expected outcome of this activity is an increased public understanding of the national legal framework, such as Law Number 21 of 2007 concerning the Eradication of the Crime of Human Trafficking, and the role of law enforcement officers in protecting victims and prosecuting perpetrators. In addition, this activity aims to encourage active community participation in preventing human trafficking through strengthening social networks and reporting cases. Thus, the Meruyung Village community is expected to become more responsive to the issue of human trafficking and contribute to creating a safe environment free from commercial sexual exploitation. In addition to legal and educational approaches, collaboration between various parties is also key to eradicating human trafficking. Local governments, civil society organizations, educational institutions, and law enforcement officials need to work together to build an integrated protection system. This synergy can be realized through training for community cadres, establishing complaint posts at the sub-district level, and involving community and religious leaders as agents of change. With a comprehensive, community-based approach, human trafficking prevention efforts are not merely reactive but also proactive in creating social resilience that can prevent exploitation from its early stages.
References
Badan Pembinaan Hukum Nasional. (n.d.). Lembaga peradilan dan elemen-unsur pidana perdagangan orang dalam UU No. 21 Tahun 2007. https://rechtsvinding.bphn.go.id/?berita=511&page=artikel
Farhana. (2010). Aspek hukum perdagangan orang di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.
Hapsoro, H. W. (2023). Perlindungan hukum bagi perempuan dan anak sebagai korban perdagangan manusia. RISTEK: Jurnal Riset, Inovasi dan Teknologi Kabupaten Batang, 8(1), 26–34. https://doi.org/10.55686/ristek.v8i1.153
Harefa, B. H. (2016). Kapita selekta perlindungan hukum bagi anak. Yogyakarta: Deepublish.
Kawenas, J. M. E. (2025). Kajian terhadap tindak pidana perdagangan wanita dan anak di bawah umur menurut Pasal 297 KUHP. Lex Privatum, 15(4). https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/lexprivatum/article/view/61686
Komisi Perlindungan Anak Indonesia. (2015). Hasil pengawasan perlindungan anak di Indonesia: Memahami masalah perdagangan anak. Jakarta: KPAI.
Komnas Perempuan. (n.d.-a). Penanganan Polri terhadap kasus perdagangan perempuan dan anak. Komnas Perempuan. https://perpustakaan.komnasperempuan.go.id/web/index.php?search=Search&subject=%22Perdagangan+anak%22
Komnas Perempuan. (n.d.-b). Perlindungan hukum internasional terhadap perempuan dan anak dari perdagangan [Buku saku]. Komnas Perempuan. https://perpustakaan.komnasperempuan.go.id/web/index.php?page=5&search=Search&subject=%22Perdagangan%22
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. (n.d.). Komnas Perempuan: UU PPMI terobosan hukum anti perdagangan manusia. https://www.mkri.id/index.php?id=16546&menu=2&page=web.Berita
Prakoso, A. (2016). Hukum perlindungan anak. Yogyakarta: LaksBang PRESSindo.
Republik Indonesia. (1945). Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Jakarta: Sekretariat Negara.
Republik Indonesia. (2007). Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang. Jakarta: Sekretariat Negara.
Republik Indonesia. (2014). Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Jakarta: Sekretariat Negara.
Sipayung, R. S. (2018). Pemenuhan hak terhadap perempuan dan anak korban kekerasan tindak perdagangan orang ditinjau dari UU No. 21 Tahun 2007 (Studi kasus Provinsi Kalbar). Jurnal Fatwa Hukum, 1(2). https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jfh/article/view/25643
UNICEF. (n.d.). Pedoman untuk perlindungan hak-hak anak korban perdagangan manusia. Komnas Perempuan. https://perpustakaan.komnasperempuan.go.id/web/index.php?search=Search&subject=%22Perdagangan+anak%22
Universitas Indonesia. (2004). Perdagangan perempuan dan anak di Indonesia: Masalah penegakan hukum (Tesis). Universitas Indonesia. https://lib.ui.ac.id/detail?id=20269865&lokasi=lokal
Universitas Indonesia. (2006). Perdagangan perempuan dan anak sebagai kejahatan transnasional: Permasalahan dan penanggulangannya di Indonesia. https://lib.ui.ac.id/hasilcari?lokasi=lokal&method=similar&query=20477294
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 KREATIF: Jurnal Pengabdian Masyarakat Nusantara

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.