Penyuluhan Hukum tentang Tindak Pidana Pemalsuan Dokumen kepada Masyarakat Desa Bantarpanjang Berdasarkan Pasal 263 KUHP

Authors

  • Tedy Subrata Universitas Dharma Indonesia
  • Suandi Suandi Universitas Dharma Indonesia
  • Markuat Markuat Universitas Dharma Indonesia
  • Salmah Salmah Universitas Dharma Indonesia
  • Turija Turija Universitas Dharma Indonesia
  • Chairul Aman Universitas Dharma Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.55606/kreatif.v5i2.7346

Keywords:

Criminal Violation, Article 163 of the Criminal Code, Document Forgery

Abstract

This community service activity was conducted in Bantarpanjang Village, Tigaraksa District, Tangerang Regency, with the theme "Criminal Violations Against Document Forgery According to Article 263 of the Indonesian Criminal Code". As a state governed by law, Indonesia mandates that all actions of its citizens must be based on legal principles. The rule of law must be upheld consistently to ensure justice in society. One prevalent issue today is the crime of document forgery, which is increasingly sophisticated due to technological developments. Article 263 of the Indonesian Criminal Code (KUHP) regulates two types of document forgery. Paragraph (1) addresses individuals who create or alter documents to generate rights or obligations, or to be used as valid evidence with deceptive intent. Paragraph (2) covers those who deliberately use such forged documents as if they were genuine, which may result in harm to others. Legal sanctions for violating this article include imprisonment for up to six years and/or a fine of up to one billion rupiah. Through this community legal education, the public is expected to gain a better understanding of the legal consequences of document forgery and to increase awareness of the importance of maintaining integrity and legal compliance in their daily lives.

References

Adami Chazawi. (2001). Kejahatan mengenai pemalsuan. PT RajaGrafindo Persada.

Amir Ilyas, dkk. (2012). Asas-asas hukum pidana II (Cet. pertama). Rangkang Education & PuKAP-Indonesia.

Amir Ilyas. (2012). Asas-asas hukum pidana: Memahami tindak pidana dan pertanggungjawaban pidana sebagai syarat pemidanaan. Rangkang Education & PuKAP-Indonesia.

Andi Sofyan, & Nur Azisa. (2016). Buku ajar hukum pidana (Cet. pertama). Pustaka Pena Pers.

Ayu Rizkie, dkk. (2020). Tanggung jawab notaris atas pemalsuan yang dilakukan oleh klien dalam proses pembuatan akta. Journal of Education and Social Sciences (JEHSS), 2(3), 1–10.

Didik Endro Purwoleksono. (2014). Hukum pidana. Airlangga University Press.

Didik Endro Purwoleksono. (2015). Hukum acara pidana. Airlangga University Press.

Fitri Wahyuni. (2017). Dasar-dasar hukum pidana di Indonesia. PT Nusantara Persada Utama.

I Ketut Mertha, et al. (2016). Buku ajar hukum pidana. Fakultas Hukum Universitas Udayana.

Indawati, S. D. (n.d.). Dasar pertimbangan hukum hakim menjatuhkan putusan lepas dari segala tuntutan hukum terdakwa dalam perkara penipuan (Studi putusan Pengadilan Tinggi Denpasar Nomor: 24/Pid/2015/PT.Dps). Jurnal Verstek, 5(2), 1–10.

Irwansyah. (2020). Penelitian hukum: Pilihan metode & praktik penulisan artikel. Mirra Buana Media.

Ishaq. (2019). Hukum pidana. PT RajaGrafindo Persada.

Joko Sriwidodo. (2019). Kajian hukum pidana Indonesia: Teori dan praktek (Cet. pertama). Kepel Press.

Kaligis, G. V., dkk. (2021). Putusan hakim terhadap tindak pidana pemalsuan surat menurut Pasal 263 KUHP. Lex Privatum, 9(4), 1–10.

Lukman Hakim. (2019). Asas-asas hukum pidana: Buku ajar bagi mahasiswa. Deepublish.

Moch Choirul Rizal. (2021). Buku ajar hukum pidana. Lembaga Studi Hukum Pidana.

Muhaimin. (2020). Metode penelitian hukum. Mataram University Press.

Muhamad Iqbal, Suhendar, & Ali Imron. (2019). Hukum pidana. Unpam Press.

R. Soesilo. (1995). Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) serta komentar-komentarnya lengkap pasal demi pasal. Politeia.

Rahim, A., & Rahim, M. I. F. (2021). Pemalsuan surat dalam arti formil dan materil beserta akibat hukumnya. Pleno Jure, 10(2), 1–10.

Riadi, M. (2016). Pemalsuan dokumen. Kajian Pustaka. https://www.kajianpustaka.com/2016/06/pemalsuan-dokumen.html

Saragi, M. M. (2012). Bentuk-bentuk surat dakwaan. Hukum Online. https://www.hukumonline.com/klinik/a/bentuk-bentuk-surat-dakwaan-lt4f4c5a4ea3527

Sugali. (2022a, Maret 14). Pertimbangan yang bersifat non yuridis. Sugali & Rekan. https://www.sugalilawyer.com/pertimbangan-yang-bersifat-non-yuridis/

Sugali. (2022b, Maret 14). Pertimbangan yang bersifat yuridis. Sugali & Rekan. https://www.sugalilawyer.com/pertimbangan-yang-bersifat-yuridis/

Suyanto. (2018a). Hukum acara pidana. Zifatama Jawara.

Suyanto. (2018b). Pengantar hukum pidana. Deepublish.

Teguh Prasetyo. (2019). Hukum pidana. PT RajaGrafindo Persada.

Wibawana, W. A. (2022, Oktober 17). Surat dakwaan adalah apa? Fungsi, syarat, bentuk dan contoh. DetikNews. https://news.detik.com/berita/d-6360136/surat-dakwaan-adalah-apa-fungsi-syarat-bentuk-dan-contoh

Zainal Abidin Farid. (2018). Hukum pidana 1. Sinar Grafika.

Downloads

Published

2025-06-30

How to Cite

Tedy Subrata, Suandi Suandi, Markuat Markuat, Salmah Salmah, Turija Turija, & Chairul Aman. (2025). Penyuluhan Hukum tentang Tindak Pidana Pemalsuan Dokumen kepada Masyarakat Desa Bantarpanjang Berdasarkan Pasal 263 KUHP. KREATIF: Jurnal Pengabdian Masyarakat Nusantara, 5(2), 569–578. https://doi.org/10.55606/kreatif.v5i2.7346