Kedudukan Pendidikan Agama Islam di Indonesia (Sebelum dan Sesudah Kemerdekaan RI)

Authors

  • Dwi Meutia Hasni Sekolah Tinggi Agama Islam As-Sunnah Deli Serdang
  • Haidar Putra Daulay Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
  • Lahmuddin Lahmuddin Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

DOI:

https://doi.org/10.55606/khatulistiwa.v5i3.6992

Keywords:

flexible, Indonesian Independence, Islamic Religious Education

Abstract

Islamic Religious Education (PAI) in Indonesia has a long history, reflecting the dynamics of social, political, and cultural changes from the colonial era to the digital era. During the Dutch colonial era, Islamic education experienced strict restrictions, while during the Japanese occupation, it was given more flexible space even though it was full of ideological interests. After independence, PAI underwent a significant transformation with its official entry into the national education system, accompanied by the formation of the Ministry of Religion as an institution managing religious education. In the digital era, Islamic education faces new challenges in the form of unverified religious information flows, so that digital literacy becomes important in maintaining the integrity of Islamic teachings. This study uses a descriptive qualitative approach with a library research method. Data were obtained from academic literature, regulations, and official government documents and educational archives. The analysis technique used is content analysis with a focus on identifying patterns of development of Islamic Religious Education in Indonesia from the pre-independence, post-independence, to the contemporary era based on technology. This study also examines the challenges faced in each period and how Islamic education responds to these changes adaptively and contextually. The results of the study show that Islamic Religious Education continues to evolve both in terms of policy and pedagogical approach. From traditional forms such as Islamic boarding schools that focus on teaching classical books, to a formal education system based on the national curriculum, and now towards digital technology-based innovation that supports reflective and contextual learning. Thus, Islamic Religious Education in Indonesia shows its resilience as an important instrument in the formation of relevant Islamic character and identity amidst the challenges of the times.

 

 

References

Aisyah Wardatun Nisa, & Andaryani, E. T. (2023). Peran dan manfaat Kurikulum Merdeka dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di jenjang sekolah dasar. Simpati, 1(4), 34–42. https://doi.org/10.59024/simpati.v1i4.441

Aisyah, S. (2023). Pendidikan Islam pada masa reformasi (1998-sekarang). Journal of Islamic Education El Madani, 2(1), 47–56. https://doi.org/10.55438/jiee.v2i1.39

Amin, M. (2019). Pendidikan Islam masa penjajahan Belanda dan Jepang. Jurnal Pilar, 10(2), 1–11.

Azzahra, A. L., et al. (2022). Analisis perkembangan kurikulum pendidikan agama Islam: Dari KTSP 2006 menjadi Kurikulum Merdeka. Jurnal Studi Pendidikan Islam, 19(2), 119–130.

BP-KNIP. (1945). Risalah rapat-rapat Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat. Jakarta: Sekretariat Negara.

Daulay, H. P. (2009). Sejarah pertumbuhan dan pembaruan Islam di Indonesia. Kencana Prenada Media.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1981). Sejarah pendidikan nasional Indonesia. Jakarta: Depdikbud.

Gunawan, A. H. (1986). Kebijakan-kebijakan pendidikan di Indonesia. Bina Aksara.

Indonesia, Pemerintahan Republik. (1945). Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945, Pasal 31 Ayat 1.

Iswantir, M. (2018). Sejarah, peran dan kontribusi dalam sistem pendidikan nasional. AURA.

Kementerian Agama Republik Indonesia. (1965). Data statistik pendidikan Islam tahun 1965. Jakarta: Kemenag RI.

Noor, A. (2016). Pendidikan Islam di Indonesia: Telaah historis dan kontekstual. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1946 tentang Pembinaan Madrasah dan Pesantren.

Santoso, H. E. (2025). Integrasi teknologi deep learning dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di era digital. Jurnal Teknologi Pendidikan, 6(2), 1476–1483.

SKB Tiga Menteri. (1975). Surat Keputusan Bersama Tiga Menteri tentang Penyamaan Lembaga Pendidikan Umum dan Agama. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Agama.

Slamet Untung, M. (2013). Kebijakan penguasa kolonial Belanda terhadap pendidikan pesantren. Forum Tarbiyah, 11(9), 1–13.

Steenbrink, K. A. (1986). Pesantren, madrasah, sekolah: Pendidikan Islam dalam kurun modern. Jakarta: LP3ES.

Syarif, M. (2019). Kebijakan pendidikan Orde Lama dan dampaknya terhadap eksistensi madrasah. Inovatif, 5(2), 1–30.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1950 tentang Dasar-Dasar Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah.

Yusuf, W. F. (2018). Implementasi Kurikulum 2013 (K-13) pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar (SD). Jurnal Pendidikan Agama Islam, 3(2), 263–278.

Zainal, A. (2010). Madrasah dalam politik pendidikan di Indonesia. Jakarta: Kencana.

Zuhairini. (2004). Sejarah pendidikan Islam (Cetakan ke-?). Bumi Aksara.

Downloads

Published

2025-06-26

How to Cite

Dwi Meutia Hasni, Haidar Putra Daulay, & Lahmuddin Lahmuddin. (2025). Kedudukan Pendidikan Agama Islam di Indonesia (Sebelum dan Sesudah Kemerdekaan RI). Khatulistiwa: Jurnal Pendidikan Dan Sosial Humaniora, 5(3), 495–506. https://doi.org/10.55606/khatulistiwa.v5i3.6992