Makna Simbolik Dalam Tari Kuda Kepang di Desa Alue Leuhob Kecamatan Cot Girek Kabupaten Aceh Utara
DOI:
https://doi.org/10.55606/khatulistiwa.v5i3.6940Keywords:
Symbolic Meaning, Traditional Dance, kuda kepangAbstract
This study aims to examine the symbolic meanings embedded in the movement variations of the Kuda Kepang dance as practiced in Alue Leuhob Village, Cot Girek Subdistrict, North Aceh Regency. This traditional art form, originally a cultural heritage of Javanese traditions, is preserved by a transmigrant community within the Acehnese society, particularly through the Ronggolawe studio. Utilizing a qualitative descriptive approach, the research reveals that each movement variation in this dance does not merely represent elements of dance aesthetics but also incorporates other branches of art, such as visual arts through the use of props and facial makeup, music through rhythmic accompaniment, and dramatic arts in the trance performance segment. Furthermore, Kuda Kepang dance embodies spiritual symbolism closely tied to spirit summoning, energy unification, and spiritual protection. Typically, the dancers perform in even numbers, ranging from six to eight or more male performers. The floor patterns include vertical, horizontal, and circular formations performed in pairs. This study analyzes thirteen primary movement variations: Sembahan, Milang-Miling, Perangan, Srisig, Entrag, Gedheg, Pacak Gulu, Kuda Lari, Nyawang, Lambaian, Kuda Berjalan, Tanjak, and Tundhuk. Each of these movements serves not only as an aesthetic expression but also as a medium for spiritual communication between the dancers and supernatural forces. These findings suggest that the Kuda Kepang dance functions as a cultural bridge intertwining art, tradition, and spirituality in the community of Alue Leuhob Village, Cot Girek Subdistrict, North AcehReferences
Ahwan, Z., & Marzuki, M. E. (2020). Komunikasi simbolik dalam tradisi Bari’an di Jawa Tengah dan Jawa Timur (Tinjauan Interaksionisme Simbolik). Al-Ittishol: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam, 1(1), 51–70.
Ardyan, E., Boari, Y., & Akhmad, D. (2023). Metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Sonpedia Publishing Indonesia.
Aryani, K. A. J., Arshiniwati, N. M., & Sustiawati, N. L. (2022). Estetika tata rias dan tata busana Tari Baris Kekupu di Banjar Lebah, Desa Sumerta Kaja, Denpasar. Batarirupa: Jurnal Pendidikan Seni, 2(2), 270–282. https://doi.org/10.5281/zenodo.7672810
Devi, K. D. F. (2021). Unsur magis pada kesenian Kuda Kepang dalam perspektif aqidah Islam (Skripsi, UIN Raden Fatah Palembang).
Dewi, S. (2015). Analisis Tari Manjolang Sonjo di Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar Propinsi Riau. Jurnal Koba, 2(2).
Handayani, N. (2021). Analisis semiotika pada kesenian Kuda Lumping Pandawa Sekeluargo dalam perspektif komunikasi Islam (Skripsi, UIN Sumatera Utara). http://repository.uinsu.ac.id/13793/
Ilyas, A. Z., & Abidin, Z. (2016). Makna spiritualitas pada penari Sintren di Pekalongan. Jurnal Empati, 5(4), 807–811.
Jazuli, M. (2008). Pendidikan seni budaya: Suplemen pembelajaran tari. Universitas Negeri Semarang.
Lodra, I. N. (2017). Tari Sanghyang: Media komunikasi spiritual manusia dengan roh. Jurnal Multikultural & Multireligius Harmoni, 16(2), 241–253.
Melina, T., Fretisari, I., & Ismunandar. (2019). Makna properti Tari Bakoncong dalam ritual adat Suku Dayak Badamea di Desa Sanatap Kecamatan Sajingan Besar Kabupaten Sambas. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, 8(12), 1–8.
Muchlisin, R. (2013). Pengertian dan jenis-jenis makna kata dalam bahasa. Kajian Pustaka. https://www.kajianpustaka.com/2013/03/pengertian-dan-jenis-jenismakna-kata.html
Mustafa, A., Ariyanti, Kristantri, I. L., dkk. (2023). Filsafat keseharian: Praktik pendidikan, bahasa, dan sastra. Giri Prapanca Loka.
Putri, A. F., & Paranti, L. (2023). Makna simbolik Tari Kencar-Kencar di Kabupaten Karanganyar. Gesture: Jurnal Seni Tari, 12(1), 1–24.
Putri, R. P., Lestari, W., & Iswidayati, S. (2015). Relevansi gerak tari Bedhaya Suryasumirat sebagai ekspresi simbolik wanita Jawa. Catharsis: Journal of Arts Education, 4(1), 1–7.
Wijayanto, W., Zumala, A. S., & Aryani, D. S. (2024). Keterkaitan seni tari dan seni musik dalam Tari Jaipong Keser Bojong. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 5(2), 50–60.
Wulandari, D. (2021). Peran pawang dalam pertunjukan Kuda Lumping Sembego Jati di Desa Candi Kecamatan Karanganyar Kabupaten Kebumen. Jurnal Seni Tari, 10(2), 157–167.
Yuliza, F. (2024). Pengembangan tari tradisional sebagai tari kreasi untuk atraksi pariwisata budaya. Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni, 8(1), 34–47.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Khatulistiwa: Jurnal Pendidikan dan Sosial Humaniora

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.