Tentang Kedudukan Hak Angket dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia
DOI:
https://doi.org/10.55606/khatulistiwa.v5i2.5866Keywords:
Checks and Balances, DPR, Right of Inquiry, State Administration, Democratic SystemAbstract
Within the structure of the Indonesian constitution, the House of Representatives (DPR) holds the Right of Inquiry as one of its key oversight mechanisms. This authority enables the DPR to examine government policies deemed detrimental to the public or inconsistent with prevailing regulations. In practice, the Right of Inquiry serves as a tool to uphold transparency, accountability, and the balance of power between the legislative and executive branches. However, its effectiveness is often hindered by various challenges, including politicization, political dominance within the parliament, and the limited implementation of investigation outcomes. To enhance its function, it is essential to reinforce legal frameworks, improve the integrity of DPR members, and foster synergy among governmental institutions. With proper management, the Right of Inquiry can significantly contribute to strengthening the democratic system and promoting a government that is more responsive to public needs.
References
Achmad, H. A. (2002). Penyelesaian sengketa hak atas tanah. Prestasi Pustaka.
Achmad, M. F., & Achmad, Y. (2010). Dualisme penelitian hukum normatif dan empiris. Pustaka Pelajar.
Asshiddiqie, J. (2010). Konstitusi dan konstitusionalisme Indonesia. Sinar Grafika.
Asshiddiqie, J. (2010). Perihal undang-undang. Rajawali Pers.
Bagir Manan, H. (2004). Teori dan politik konstitusi. UI Press.
Bohari, N. (2012). Hak angket dalam konstelasi ketatanegaraan Indonesia. Jurnal Konstitusi, 1(1), 68–75.
Budiardjo, M. (1989). Dasar-dasar ilmu politik. Gramedia.
Chomzah, H. A. (2002). Penyelesaian sengketa hak atas tanah. Prestasi Pustaka.
Fadli, M. (2012). Disertasi: Perkembangan peraturan delegasi di Indonesia. Universitas Padjadjaran.
Friendrich, C. J. (1969). Constitutional government and democracy. The University of Chicago Press.
Gregory, A. (2004). Publik relations dalam praktik. Erlangga.
Huda, N. (2003). Politik ketatanegaraan Indonesia: Kajian terhadap dinamika perubahan UUD 1945. FH UII Press.
Joeniarto, S. (2001). Sejarah ketatanegaraan Republik Indonesia. Bumi Aksara.
Kelsen, H. (2013). Hukum dan logika. Alumni.
Kusnardi, M., & Harmaily, I. (1986). Pengantar hukum tata negara Indonesia. Pusat Studi HTN Fakultas Hukum UI.
Lukman Hakim. (2022). Hak angket dalam sistem ketatanegaraan: Instrumen pengawasan untuk demokrasi yang bertanggung jawab. Jurnal Hukum dan Demokrasi, 9(1), 112–128.
Lukman Hakim. (2022). Peran hak angket dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan pemerintahan. Jurnal Politik dan Hukum, 17(4), 92–104.
Manan, H. B., & Kuntana, H. M. (1997). Beberapa masalah hukum tata negara Indonesia. Alumni.
Marzuki, P. M. (2010). Penelitian hukum. Kencana.
Montesquieu. (2014). The spirit of laws. Nusa Media.
Republik Indonesia. (1945). Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Republik Indonesia. (1954). Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1954 tentang Penetapan Hak Angket Dewan Perwakilan Rakyat.
Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Republik Indonesia. (2014). Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Rizky, E. R. (2014). Skripsi: Penggunaan hak angket Dewan Perwakilan Rakyat pasca amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Fakultas Syariat dan Hukum UIN, Jakarta.
Saragih, T. M. (2013). Telaah hermeneutika pada perbuatan tercela. Jurnal Konstitusi, 2(1), 1–15.
Soehino. (2005). Ilmu negara. Liberty.
Soekanto, S. (1987). Tata cara penyusunan karya tulis ilmiah bidang hukum. Ghalia Indonesia.
Soemantri, S. (2005). Ketatanegaraan Indonesia dalam kehidupan politik. Jaya Abadi.
Wibawa, S. (2011). Politik perumusan kebijakan publik. Graha Ilmu.
Yuda AR, H. (2010). Presidensialisme setengah hati. Gramedia Pustaka Utama.
Yuliana Rahmawati. (2021). Keterbatasan kewenangan DPR dalam pelaksanaan hak angket dan implikasinya terhadap tindak lanjut pemerintah. Jurnal Hukum dan Kebijakan Publik, 16(1), 145–158.
Yuliana Susanti. (2021). Implementasi hak angket dalam pengawasan pemerintahan: Tantangan dan solusinya. Jurnal Hukum dan Pemerintahan, 12(3), 220–233.
Zoelva, H. (2005). Impeachment presiden. Konpres.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Khatulistiwa: Jurnal Pendidikan dan Sosial Humaniora

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.